Balik Lagi Pertengahan September 2019

Assalamualaiku warahmatullahi wabarakatuh.
Hai, sahabat diary. Alhamdulillah saya balik lagi nih. Ehem, kali ini saya akan  mencoba mendedikasikan diri selalu di sini. Ya, berbagi pengalaman dan mengambil hikmah dari reka kejadian. Walaupun kemarin bilangnya lebih milih aplikasi kan daripada ngeblogger. #Plak. Mesti dijitak nih. Akhirnya kemari juga deh.  Nah, kejadian hebatnya adalah sebuah pengalaman yang tak diduga, yaitu sebuah pilihan untuk berkarya di sini. Sepertinya menyenangkan. Namun, saya masih sedikit malu-malu untuk menjelajah pengetahuan baru atau mengikuti kisah perjalanan inspiratif lainnya. Mohon bimbingan dan dukungannya ya.

Sebenarnya masih ada tuntutan projek dari novel kemarin. Berhubung hanya tinggal satu. Sepertinya disambi yang lain masih juga bisa nih. Ya hitung-hitung menambah semangat diri. Saat ini semuanya masih dalam proses. Baik itu perkembangannya namun tujuan yang hendak dicapai. Namun, ada satu hal yang bisa menjadi kamus cadangan dalam hidup. Kalau punya ide, yaudah simpan dan diam saja. Setelah itu pelan-pelan direalisasikan deh. Kalau idenya bersifat membangun bisa juga tuh melibatkan orang-orang tertentu.

Oke, itu saja kali ya. Assalamualaikum warhamatullahi wabaraktuh.
Salam Rindu
Harumpuspita

Ngilang, ke Mana Saja Lu?

Gambar : sambutan selamat datang

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hai sahabat pena. 
Saya balik lagi nih setelah merenungi beberapa menit untuk kembali sejenak. Kayaknya sudah lama enggak mampir ke mari dan rumah ini seolah sudah berdebu dan harus dibersihkan. 

Jadi, selama ini bukan saya malas atau berhenti menulis atau apa pun. Melainkan sedang mengerjakan projek besar namun belum menjanjikan. Menurut saya begitu. Sebab saya lebih memilih mengikuti kompetisi novel yang kompetitornya sangat kuat. Memang benar-benar enggak mudah. Apalagi saya juga sempat down dan nyaris tidak berniat untuk mengikutinya lagi. Butuh waktu berhari-hari bahkan berbulan untuk mengembalikan semangat itu lagi. Berbagai cara saya lakukan dengan mendengarkan kajian di instagram. Namun, belum juga membuat saya percaya dengan bahwa apa yang saya kerjakan dan doakan akan dikabuli. 

Hari-hari meragukan Tuhan itu memang kelam. Malu untuk meminta. Saat solat kepikiran dan bawaannya ingin cepat selesai saja. Sungguh ironi bukan? Saya malah menyalahkan tentang doa yang saya panjatkan seolah memaksa. Miris juga rasanya merasa sudah melakukan hal yang maksimal. Ternyata enggak sesuai dengan harapan. Namun, ada yang membuat saya jadi sadar dan membuka hati lagi. Setelah mendengar kajian ustadz Hanan Ataki. Ternyata Allah itu senang kalau hamba-Nya sering meminta. Justru kalau enggak meminta namanya sombong. Tapi, begitulah saya skip dulu pembahasan perihal itu. Kita balik lagi ke konten.

Gambar : sebagai ilustrasi



Jadi, hal yang membuat saya benar-benar merasa waktu ini sangat sempit karena mengikuti dua kompetisi novel sekaligus dengan target menulis 1000 kata setiap novel per hari. Kalau ditotalkan jumlahnya 2000 kata. Setiap nulis satu novel itu membutuhkan waktu tiga jam. Selama tiga jam itu pula punggung memang mulai terasa pegal linu.  Maka saya memang harus meluangkan waktu selama enam jam untuk menulis. Tapi, untungnya novel yang satu lagi memang nulisnya saya khususkan di ponsel sebab enggak bisa submit di laptop. Berhubung asumsi saya laptop yang berspesifikasi 32 bit ini hardwarenya rusak. Namun, walaupun begitu ada sisi negatifnya.Tangan kebas dan merah sebab radiasinya. Bahkan mata cepat kering. Kalau mata cepat kering ini saya mengatasinya dengan berwudhu dan istirahat sebentar. 

Belum lagi kalau sudah ketemu jadwal di dunia kewajiban yang harus dipenuhi seperti keluar rumah, menyelesaikan urusan kampus, dan sebagainya. Namanya juga manusia. Pasti butuh juga refreshing  melihat keindahan alam ini. Walaupun hanya di pekarangan rumah doang.

Walaupun belum tentu menjanjikan kemenangan. Saya akan terus menghabiskan jatah gagal sampai salah satu mimpi saya terwujud, yaitu menang lomba menulis novel.

Oke, baiklah sampai di sini obrolan kita kali ini. Jika ada yang ingin diobrolin lebih lanjut bisa meninggalkan komentar di bawah ini. Saya akhiri dengan Wassalamualaikum waramatullahi wabarakatuh.


Teman,Bisakah Ia Curhat?



Teman, Bisakah Ia Curhat?



7 Agustus 2019
     Setiap kali orang yang kutemui selalu saja mengatakan ‘karena kamu tidak menjalaninya’ Entahlah sampai sekarang aku tidak mengerti bagaimana rasanya mengalah dan menyembunyikan semua yang ada. Rasanya bibirku selalu kelu seperti ini. Sedangkan perasaanku yang terlalu rapuh untuk mengungkapkan segala yang ada.
Aku bukanlah seseorang pengertian yang mampu menampung segala bentuk emosian. Karena tak ada niat dalam benakku dalam mempelajari karakter orang lain. Hal yang kutahu adalah bertemankan buku dan berusaha berdamai dengan alam untuk menenangkan hati yang tengah panas.
    Kali ini salah satu sahabatku sedang curhat. Mungkin kesalahanku adalah menjawab apa yang diutarakan dan sok bijak dalam mengeluarkan pendapat. Aku mungkin kelihatan sombong tanpa kusadari. Namun, niatku tak ada sedikit pun. Ketahuilah bahwa niat ini tak ada yang tahu selain aku dan Allah swt yang Maha Melihat. Hanya tulus tak memandang masa lalu yang membuatku sakit.
   Jika aku tak dapat melihat rasa sakitmu. Izinkan aku mengerti apa yang sedang kamu butuhkan saat ini. Ya, pemanas itu pasti ada kan? Tapi listrik bisa saja mati atau api bisa saja padam.
   Mungkin aku tak bisa memahamimu dan engkau juga tak bisa memahamiku. Hal yang kutahu hanyalah memahami diri sendiri. Agar aku bisa tetap tegar seperti ini. Namun, jika engkau mampu melewati itu semua. Aku yakin engkau akan menjadi pribadi yang lebih tangguh dari sebelumnya.
Jika aku tak dapat melakukan semua itu. Izinkan aku untuk tidak menjadi alasanmu terluka. Sebab mungkin saja engkau butuh Allah swt untuk menguatkan jiwa rapuhmu. 

Harumpuspita

Intimate Chat #Round 4 Sch: Turkiye


Gambar sebagai background
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hai sahabat pena!
Alhamdulillah  hari ini saya kembali lagi untuk berbagi. 
Nah, kali ini saya ingin berbagi salah satu grub sharing beasiswa yang pernah saya ikuti. Salah satunya dari program XL. Ini adalah salah satu grub yang sangat memegang komitmen yang namanya waktu dan kesepakatan. Jadi, ya saya seperti tengah merasa di luar Indonesia dengan sistem menghargai waktu. Enggak seperti saya yang sering molor #plak. 

Jadi, doakan saja semoga suatu hari nanti benar-benar bisa menjadi orang yang tepat waktu dan sangat menghargai setiap detakan jarum jam. 

Pada saat mau joint  ke grub ini sebenarnya enggak mudah loh. Sebab sistemnya lumayan panjang. Setelah submit identitas diri yang berbahasa Inggris. Wawancaranya juga menggunakan bahasa Inggris. Tapi saya malah request-nya di mix. Maklumlah saya bukan pakarnya. 

Alhamdulillah, saya diluluskan untuk memasuki grub tersebut. Rasanya seolah ingin melayang ke angkasa karena senang. 

Setelah memasukinya sudah dapat tugas membuat essai dengan mengikuti https://elearn.id/. Kemudian harus mendapatkan sertifikat. Tapi kalau saya sendiri sampai sekarang belum mendapatkannya. Mungkin karena saya masih bingung caranya bagaimana. Tapi setidaknya saya sudah memenuhi undangan untuk mengikuti kursus. 

Hal yang paling saya sukai adalah bertemu dengan orang-orang yang beragam dari berbagai kalangan. Apalagi aktivitasnya pada berbeda. Ada juga yang sedang menyusun skripsi dan penelitian. 

Oke kembali ke topik yang ingin saya bahas di sini adalah beberapa pertanyaan dan jawaban saat berdiskusi. Walaupun sebenarnya di sini juga berbagi beasiswa apa saja yang tersedia. 

Oke kita lanjut ya. Jadi, pembicara kali ini dibawakan oleh kak Mashita yang sekarang ini sedang belajar di Turkiye. (Jujur sebenarnya saya masih bingung dengan penulisan Turkey atau Turkiye, atau mungkin malah Turkish. Tapi dalam bahasa Indonesia biasanya saya tulis Turki, Oke baiklah kita lanjut ke topik awal). Dia adalah Awardee Turkiye Schoolarship (Penerima penghargaan beasiswa di Turkiye). 

Oke biar lebih ngerasa seperti di negara Turki. Maka saya ambil gambar dari google ya. 
Gambar : Masjid Biru di Istanbul


Turkiye Schoolarship adalah beasiswa yang didanai pemerintah, program beasiswa yang kompetitif, penghargaan untuk siswa yang mengejar program jangka panjang ataupun jangka pendek di Universitas yang ada di Turkey. Tujuan beasiswa Turkiye adalah membangun jaringan kepemimpinan untuk masa depan dengan dengan kekuatan kerjasama antara negara dan saling pengertian antara masyarakat. 

Hal yang membuat beasiswa Turkiye ini unik adalah tidak hanya didukung oleh finansial yang inklusif tetapi universitas juga menyediakan tempat tinggal untuk penerimaan penghargaan beasiswa di semua tingkatan jenjang pendidikan.

1. Q: Apa saja persyaratan untuk penerimaan beasiswa?
    A: Sertifikat diploma, transkip nilai, surat rekomendasi, paspor (tidak diwajibkan), sertifikat  kecakapan bahasa Inggris/bahasa Turki, sertifikat aktivitas sosial (termasuk aktivitas tidak dibatasi seperti : seminar, kompetisi, relawan, magang, dan sebagainya). Kriteria umur penerima beasiswa : di bawah umur 21 untuk program S1, di bawah umur 30 untuk program S2, dan di bawah umur 35 untuk program S3.

2. Q : Apa yang harus kita persiapkan untuk tes beasiswa?
    A : Secara fisik, kita butuh banyak penelitian tentang negara yang akan ditargetkan dengan demikian kita punya mendirikan alasan yang sangat valid kenapa memilih melamar ke beasiswa tersebut. Sebagai contoh : Rencana belajar di jurusan universitas terbaik, kualitas dan sistem pendidikan, keuntungan belajar di negara tertentu. Kita juga butuh meyakinkan misi atau nilai yang ingin dicapai beasiswa. Pastikan kita mematuhi nilai itu. Ambil waktu rencana secara detail untuk rencana ke depannya jika kita menerima beasiswa. Apa bukti yang signifikan yang dapat diberikan di masa depan. Sementara secara psikologi, sangat penting untuk santai, percaya diri, dan positif. Tidak masalah apakah keluarannya. Ingat kita tidak pernah kalah atau gagal, kita hanya mempelajari pelajaran.

3. Q : Kalau kita ambil beasiswa untuk di luar negeri bagusnya sertifikat TOEFL atau IELTS     yang dimasukkan?
    A : Tergantung negara tujuan. Menurut sepengetahuan, sebagian besar negara di Eropa dan Australia lebih suka IELTS dibanding TOEFL. Sedangkan kalau negara tujuannya Amerika atau Asia lebih suka TOEFL. Untuk Turki sendiri misalnya, sertifikat yang dibutuhkan itu TOEFL IBT.

4. Q : Berapa banyak tahap dalam pengambilan beasiswa?
    A : Itu bisa berbeda dari beasiswa yang satu ke lainnya. Untuk beasiswa Turki sendiri ada dua tahap seleksi. Administrasi dan interview.

5. Q : Kalau kursus online yang saya ikuti kemarin. Mereka menanyakan tentang kesuksesan terbesar kita, nah saya pernah coba melamar untuk satu beasiswa dan mereka menanyaka juga kepada saya tentang kegagalan. Mengapa mereka perlu tahu tentang kegagalan kita?
   A  : Kalau dilihat secara psikologi mereka menanyakan hal tersebut untuk mengetahui kedewasaan/kebijakan apa pada pemikiran kita. Bukan karena mereka ingin tahu letak kelemahan kita. Jelas sekali setiap orang pasti pernah membuat kesalahan dan kegagalan pada titik tertentu dalam kehidupan ini. Jadi, mereka ingin mengetahui cara kita bereaksi dengan kegagalan itu. Cara kita menutupi, bangkit, dan punya kemauan untuk menjadi lebih baik. Jadi, kalau ditanyakan tentang kegagalan kita, jelaskan saja secara jujur namun tetap positif.

6. Q : Saya berniat untuk mengambil beasiswa di dalam negeri karena kalau S2 psikologi, sertifikasinya akan jauh lebih mudah di dalam negeri. Kalau dari luar harus ada peraturan-peraturan yang membuat kita tambah ribet. Kalau beasiswa di dalam negeri kira-kira apakah ada persyaratan khusus? Kira-kira bagaimana peluangnya juga?
  A : Tergantung jenis beasiswa yang didaftar dan universitas dalam negeri yang dituju. Karena persyaratannya bisa berbeda untuk satu univ ke univ lainnya. Tapi, rata-rata yang dibutuhkan sama seperti beasiswa luar negeri. Pencapaian akademik yang bagus, aktif berkegiatan sosial di luar akademik, punya pengalaman organisasi, dan sebagainya.  Untuk peluangnya sama saja kompetitifnya dengan beasiswa luar negeri. Terutama kalau beasiswa dalam negeri seperti LPDP.

7. Q : Kalau tingkat master yang kita ambil tidak linear dengan keilmuwan kita di S1 apakah berpengaruh dalam mencari beasiswa?
    A : Iya, berpengaruh. Karena bisa dibilang kita harus usaha ekstra untuk meyakinkan si pemberi beasiswa mengenai alasan kenapa kita memilih jurusan yang tidak linear. Penelitiannya harus lebih dimantapkan. Tapi bukan berarti tidak diperbolehkan untuk tidak linear.

8. Q : Kira-kira negara mana yang paling bagus untuk menimba ilmu S2 dan beasiswa?
    A : Relatif, tergantung tujuan dan misi kita. Pengalaman seperti apa yang kita harapkan dari hidup di negara tertentu, kultur seperti apa yang cocok dan menarik untuk kita pelajari, apa yang ingin kita capai ke depannya. Tapi yang paling penting harus cari universitas yang berkualitas dan relevan untuk menunjang karir masa depan. Karena percuma sudah keluar jauh-jauh tapi ternyata banyak univ dalam negeri yang lebih baik kualitasnya. Jadi, untuk lebih spesifik negara mana yang terbaik. Silahkan cari dan sesuaikan dengan motivasi kita belajar di luar negeri.

Alhamdulillah selesai juga diskusi kita kali ini tentang beasiswa di Turki. Legah juga nulisnya #Plak :D.  Gimana menurut kalian? Sampai jumpa di sesi diskusi selanjutnya.

Wassalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Aku dan Tulisan

Sumber gambar : pinterest
Siapalah aku?
Hanya seorang gadis yang sedang mencari jati diri. 
Jika belajar pun masih sering gagal
Bahkan pengalaman masih seujung kuku. 

Alunan melodi yang kudengar masih setia menemaniku untuk menuliskan kata-kata ini. Tentang sebuah pengakuan tulisan yang tak ingin aku akui pada siapa pun. 

Ya, egoku tinggi bukan? 
Bisa-bisanya kujadikan buku diary seolah tidak ada yang melihat suatu hari nanti. 
Padahal orang lain akan mudah mengaksesnya bahkan menyebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. 
Terkadang ada tempat tersendiri untuk meluapkan segala yang ada dalam benak, Hanya dengan melihat aku update tulisan kali ini. Rasanya sudah sangat bahagia. 
Awalnya judul ini merupakan suatu pertanyaan berupa 'Kapan Nulis Skripsi?' 
Sejujurnya aku masih enggan mengerjakannya karena perasaanku masih lebih dominan daripada logika. Rasanya ingin curhat terus sampai bosan. Namun, hingga kini belum bosan juga. 
Memang apabila berkaitan dengan keterpaksaan. Pasti semuanya akan terlewati. Hal yang menjadi hambatannya adalah ketika diri tak ingin memaksakan.
Padahal ini adalah waktunya untuk memerangi hawa nafsu bukan?
Ya, aku dan tulisan itu dekat. 
Jari-jari selalu ingin menari-nari di atas tombol keyboard
Sedangkan motif berupa perasaan
Tak kesampaian
atau tujuan pembelajaran

Aku dan tulisan layaknya puisi
mengambigukan maksud tersirat
Aku dan tulisan layaknya essai
menyuarakan ide secara gamblang
Aku dan tulisan layaknya karya tulis ilmiah
menjelaskan sesuatu yang ingin ditemukan
Aku dan tulisan layaknya novel
menarasikan sebuah perjalanan perasaan
Aku dan tulisan layaknya artikel
Entah apa tapi bukanlah fiksi

Oke, sampai di sini dulu konten saya kali ini. Saya akhiri, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
 


FLP : Halal Bialal


Sumber gambar : Pinterest

Ya pada hari yang tak disangka akan datang. Pertemuan sudah merupakan bagian dari takdir bukan? Maka mensyukurinya adalah hal yang terindah. Tentang segala perbedaan yang menjadi warna. 

Oke baiklah, hari ini saya hanya sekadar berbagi sebuah kata-kata yang tak ingin dilewatkan begitu saja. Walaupun sudah mengantuk dan rasanya ingin tidur. Saya percaya bahwa besok tidak akan berada pada kesempatan yang sama. Tentang kata-kata cemerlang yang dilewatkan begitu saja. 

Sederhananya saja gadis itu adalah saya yang menulis diary ini. Sebelum bertemu dengan orang lain. Ia adalah seseorang yang paling hebat bagi dirinya. Tanpa sadar ada sikap takabur yang melekat dalam dada. 

Sudah dari tiga hari yang lalu undangan itu sudah terbaca. Hatinya mengatakan untuk mengazamkan kehadiran di waktu yang telah ditetapkan. Namun, keegoannya tetap mengatakan untuk menulisnya nanti. Hingga akhirnya pada waktu yang sudah ditentukan. Ia mengabsenkan diri akan datang.

Ada rasa tak peduli yang mengendap tentang kinerja yang gadis itu lakukan. Perasaannya masih lebih dominan dari logika. Ia sudah tahu benar bahwa persiapan yang ia lakukan tidak tetap waktu. Walaupun begitu kesalahan tetap pada dirinya yang tidak menargetkan dengan benar. Jika disuruh datang pukul tiga tepat. Maka ia akan pergi dari rumah pukul tiga juga. 

Perjalanannya seperti biasa kali ini. Pergi bertemankan sepeda motor yang selalu menemani ia pergi. Pada suatu pekerjaan tertentu ia dapat menangguhkan. Tetapi jika dikaitkan dengan perut yang keroncongan ia pasti tidak akan tega. Hal ini yang selalu didahulukan olehnya agar stamina tetap stabil. Walaupun hanya sekadar cemilan berupa gorengan yang dibeli di pinggir jalan. 

Sebuah Ilustrasi


Pada suatu jalan yang masih asing baginya. Ia melihat seseorang yang membawa botol minuman. Tubuhnya mungil dan berada di depan Alfamidi. Awalnya gadis ini menyangka ia adalah seorang pengemis. Namun, tak beberapa keluar seseorang yang lebih mungil darinya. Ya, seseorang itu adalah wanita yang tidak lain adalah istri dari pria mungil tersebut.

Ia masih mendengar ucapan pria itu yang sedang membahas tentang malam minggu. Ah, romantisnya. Saat ini kedua orang tersebut sudah menjadi perhatian. Kemudian gadis ini melanjutkan perjalanan dan masih terlihat sang pria yang mengendarai sepeda listrik.

Gadis ini sungguh tersentuh melihat pemandangan ini. Tampak biasa. Namun menjadi hal yang luar biasa. Tentang perbandingan dengan dirinya yang tampak lebih baik dan tidak kesusahan dari mereka. Namun, kebahagian itu tidaklah diukur seberapa banyak apa yang telah kita miliki. Namun, apa yang telah kita syukuri. Tentang segala keberadaan yang diakui dan terlebih lagi keikhlasan dalam menjalani kehidupan. 

Ya, semua orang sudah memiliki takaran masing-masing dalam merasakan bahagia. Tak perlu menyiksa diri dengan rasa iri dengan orang lain. Tetaplah berusaha untuk menanamkan hati yang bersih. 

Setelah dua jam lamanya ia berada dalam perjalanan. Akhirnya ia sampai tujuan. Tempat yang berbeda lagi dari alamat yang dituju. Sungguh ada ketakjuban dalam dirinya. Saat seperti mengenali situasi seperti ini. Ah, ia baru sadar tengah merasakan de ja vu lagi. 

Ada rak buku yang tersusun rapi layaknya perpustakaan di rumah itu. Sebelumnya gadis ini juga pernah menginginkan ruangan khusus buku-buku suatu hari nanti. Tapi itu masih terlintas dalam benaknya. Belum pula terpikirkan bagaimana menggapainya. 

Pertemuan adalah sebuah keberkahan menurutnya. Cara yang paling ampuh untuk me-refreshkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran. Terlebih lagi jika bertemu dengan orang-orang yang luar biasa.

Kali ini ia banyak mendengar pengalaman dari salah seorang penulis blogger. Jika pada penasaran apa yang ia dengar. Cukup membaca http://kapal-layar.blogspot.com/ pasti akan mengetahui banyak hal tentang sebuah pengalaman. 

Ya, gadis ini seperti sudah berada di luar negeri saat diceritakan pengalaman tersebut. Terlebih lagi masih daerah Turkey. Bukankah ada banyak orang yang memimpikan untuk sampai ke sana? Tetapi gadis ini akhirnya sadar bahwa itu adalah suatu bonus dalam perjalanan. 

Dia masih memiliki rasa tekad untuk mengesplorasi ke berbagai hal. Terlebih lagi sudah memiliki kemampuan untuk menulis dan mengeluarkan ide. Tak perlu jauh untuk membuat sebuah pengalaman. Cukup banyak membaca, melihat, dan menganalisis. Maka ia pasti akan merasakan bahwa warna-warna kehidupan dekat di sekeliling. 

Kali ini ia baru menyadari bahwa sebenarnya sudah dikelilingi orang-orang yang baik. Tutur kata yang santun serta rendah hati. Terlebih lagi orang yang dekat dengan Allah. 

Alhamdulillah, sebagai rasa syukur yang tak henti atas kenikmatan yang tak terhingga. Seperti halnya kandungan surah Ar-Rahman. Tentang nikmat manakah yang engkau dustakan?

Berproseslah dalam memerangi hawa nafsu dan temukan kebahagian tersendiri dalam meraih kesuksesan. 

Akhir kata, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cinta, Benarkah Ia Diam?



Cinta, benarkah ia ada?
Menyemai rasa yang paling langka
pada nada serta alunan ritme kehidupan

Cinta, dapatkah ia senada?
Sedang rindu membuat diri menengadah
Pada taut waktu menipu

Ini tentang rasa yang selalu dimiliki setiap orang. Diam-diam jatuh cinta. Pada seseorang yang tak disangka-sangka. Sebenarnya tak masalah bahwa jodoh pasti tak akan ke mana.
Hanya saja rindunya selalu ke mana-mana, bukan?

Melupakan bukanlah suatu hal yang mudah. Jika hati memaksa. Bisa-bisa malah semakin ingat. Terkadang ada saatnya hati terbelenggu dengan kata yang namanya 'ingatan'. Letaknya di jantung pada sisi terdalam. Seperti hati yang tengah terhimpit nyeri. 

Bahkan, rasanya hati ingin berbicara. Tanpa perlu melibatkan logika. Maka sungguh beruntung bagi orang yang memang telah menemukan cintanya. Ia dapat terobati dengan kehadiran orang di sisi. 

Sedangkan, bagi orang yang hanya bisa mencintai dalam diam hanya bisa mendoa. Ya Allah, aku mencntainya. Mungkin kata-kata itu selalu terlintas di dalam hati. Tetapi, logika mengatakan. Akankah rasa ini akan tersampaikan?

Ada yang tetap diam dengan menyimpan perasaan cinta. Namun untuk menyatakan ia takut jika semuanya akan berubah. Tak seperti dulu lagi. Pasti akan terjadi perubahan yang membuat suasana menjadi canggung. Bahkan mungkin tak akan bisa bertemu lagi. Takut orang yang dicintainya malah semakin menjauh. 

Ada yang menyatakan dalam doa. Jika memang ia adalah orang yang ditakdirkan. Maka biarkanlah ia selalu lekat dalam ingatan. Namun, jika bukan maka lunturkanlah dari ingatan. 

Namun, faktanya. Hidup ini seperti skenario yang paling rahasia. Jika masih belum menemukan titik terang, yaitu akad. 

Lalu, bagaimana penyelesainnya jika cinta itu diam?

Maka, jangan pernah lupakan kekuatan doa dan keyakinan. Jika Allah, memang memberikan sebuah jalan untuk sampai ke pelaminan. Maka Allah pasti akan menunjukkan jalan tentang ingatan dan langkah yang selalu mendekatkan. 

Untuk saat ini, biarlah waktu yang mengatakan dengan pernyataan setiap reka kejadian. Bersabarlah dan terus berusaha memperbaiki diri untuk memantaskan hati ke jenjang pernikahan. 


[Bukan pakar cinta]
Harumpuspita

21/12/2021

Jatuh cinta berulang kali, itu adalah hal yang biasa. Namun bagaimana jika jatuh cinta dengan orang yang sama berulang kali? Meski kilahan waktu membisu, rangkaian waktu berlalu, sayangnya rasa itu masih tetap singgah di hati. Sembari harap-harap akan menetap untuk selamanya.

Setiap hari, bahkan di saat hujan. Rasa itu tetap saja hadir tanpa diundang dan tanpa dibilang. Pada akhirnya, tulisan inilah yag menjadi penjawab rindu atau peleraian rindu pada ia yang di sana. Tak terlihat oleh mata, tetapi dekat di hati.

Kau tau, ingin sekali kuucapkan aku merindukanmu dan sangat mencintaimu.

Sayangnya, cintaku pada-Nya jauh lebih dari segalanya dan kukembalikan lagi rasa itu apabila rasa itu hadir di setiap momentum tertentu.

Aku menunggu, tentu saja. Sudah kukatakan sejak awal tak akan kuucapkan jika aku mencintai seseorang lagi. Khawatir akan pergi jika kukatakan seperti itu. Sayangnya, semua prakata yang dulunya pernah kuucapkan jangan sampai malah berpusat padamu. Semua yang tidak ada pada diriku, malah ada padamu. Bahkan prinsip tidak akan menyukai orang yang lebih tua. Malahan itu terjadi dan itu ada padamu.

Aku tak tau, jelas aku tak tau. Selama dua puluh tiga tahun ini aku sangat menjaga diri untuk tidak berpacaran dengan siapa pun meski jatuh cinta berulang kali dan ketika jatuh cinta padamu, rinduku lebih sesak dan doa serta sujudku semakin kuperbanyak. Menguraikan rasa yang terus bergerumul meminta untuk bertemu. Sampai pada akhirnya, Allah sendiri yang menuntunku untuk bertemu padamu. Kala itu, ketika berpasrahanku untuk melupakan segala yang terjadi. Saat itulah, aku menyadari bahwa Allah sangat baik padaku.

Mungkin aku sudah menyukaimu sejak pertama kali bertemu secara nyata padamu. Hanya saja, aku memang tidak menyadari hal itu. Bolak-balik aku katakan kepada diriku bahwa kamu mungkin sudah ada yang punya atau engkau terlalu tinggi untuk kugapai. Hingga pada momen tertentu, aku kembali bertanya padamu. “Apakah sudah ada orang yang kamu targetkan untuk menjadi pendamping?” tanyaku tanpa dosa. Saat engkau jawab belum, saat itulah aku menyadari tentang perasaanku sendiri. Tentang perasaan yang selalu kuhiraukan keberadaanya dan melupakan siapa saja yang pernah singgah di hati.

Engkau adalah episode terpanjang yang pernah aku tau dalam menuntun perjalanan hidupku yang nyaris kehilangan arah. Tidak kusangka, engkau adalah orang yang dititipkan Tuhan dalam menuntunku kembali ke jalan yang benar. Memang benar, aku pernah meminta pada-Nya untuk dihadirkan seseorang yang bisa membawaku kembali pada saat dalam kondisi sejatuh-jatuhnya. Tak kusangka, jika orang itu adalah kamu.

Kini yang tersisa dalam diriku adalah keberpasrahan sembari menunggu dalam batas waktu tertentu meski banyak orang yang mencoba masuk dan mencari tau tentangku. Ya, aku menyembunyikan diriku dari khalayak ramai, harap-harap tidak ketahuan tentang apa saja yang telah kulakukan selama sisa hidupku.

Bagiku, engkau pun juga sama misteriusnya sama seperti diriku. Hanya saja, semakin aku mencari tau tentangmu atau hal apa saja yang membuatku merasa mundur untuk menyukaimu. Semakin itu pula aku malah semakin menyukaimu, bahkan semakin candu. Aku tak berani, bagiku rasa ini sudah sangat cukup mengiringi dalam setiap langkahku. Perjalanan hidup dengan beragam impian yang kuhamparkan dalam jejak rencana.

Jika hati kecil ini berbicara, mungkin saja ia akan mengatakan bahwa aku ingin menjadi bagian masa depanmu. Hanya saja, logikaku mengatakan bahwa aku harus tau diri. Niatku tulus untuk belajar karena Allah. Namun jika pada akhirnya jatuh cinta, aku sungguh tidak tau dan anggaplah bonus.

Maka tidak ada cinta yang paling baik bagiku selain mengadakanmu dalam setiap doaku. Berharap segala kebaikan menyemai pada dirimu. Sebab bahagiamu adalah bahagiaku. Biarlah kujaga, entah seberapa lama. Namun saat aku mengingatmu, doa terbaik untukmu sebisa mungkin selalu kuadakan.

 

[Salam Rindu]

Diary Harumpuspita